InfoSAWIT, JAKARTA – Dikatakan Chief Operation Officer (COO), Roudtable on Sustainable Palm Oil (RSPO), Bakhtiar Talhah, hingga per Februari 2021, terdapat sekitar 10 kelompok pekebun sawit swadaya di Sumsel yang melibatkan 1.309 petani, dengan luas lahan sekitar 4.914 ha, yang telah memperoleh sertifikat Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO).
“Dengan jumlah tersebut dan dengan terbentuknya asosiasi baru yang bermitra dengan Hindoli, maka selama dua tahun kedepan, wilayah ini akan menjadi pelopor utama dalam menerapkan praktik kelapa sawit berkelanjutan,” katanya saat Deklarasi terbentuknya Asosiasi Pekebun Swadaya Mitra Hindoli, pada akhir Maret 2021 lalu, yang dihadiri InfoSAWIT.
Lebih lanjut tutur Bakhtiar, langkah ini sejalan dengan strategi RSPO untuk petani sawit anggota, guna membawa sebanyak mungkin petani sawit swadaya masuk ke RSPO.
Sebelumya RSPO telah membuat skim sertifikasi untuk pekebun sawit swadaya di 2017, ini adalah pihak ketiga yang telah menerapkan standar praktik untuk petani. Kita akan terus dorong peningkatan permintaan pasar sesuai sistem di RSPO, kendati diakui sistem ini masih butuh perbaikan.
Bakhtiar mengakui, masih ada masalah ditingkat petani, supaya buah sawit petani bisa dibeli dan diangkut ke Uni Eropa, namun demikian sistem belum begitu lancar. Kedepan perlu ada suatu sistem dari kelompok petani Indonesia bekerjasama lebih baik dengan konsumen di Uni Eropa dan Amerika.
“Kedepan juga kita sedang coba untuk beberapa skim, dan dari diskusi yang telah dilakukan sepakat bahwa sistem tersebut butuh untuk disempurnakan, guna mendorong lebih banyak lagi buah sawit petani diserap pasar,” katanya. (T2)