InfoSAWIT, JAKARTA – Pengembangan industri kelapa sawit domestik mengarah pada 3 tujuan yaitu yang berdampak langsung (peremajaan kebun petani, peningkatan fasilitas dan infrastruktur dan pengembangan SDM), pengembangan industri (efisiensi biaya sawit rakyat dan menuju harga optimum untuk TBS), serta dampak tidak langsung (program mandatori biodiesel, penelitian dan pengembangan, serta promosi dan kemitraan).
Kata Direktur Utama Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDP-KS) Eddy Abdurrachman, didirikannya BPDP-KS diharapkan dapat mengatasi berbagai masalah dari hulu ke hilir (mulai dari produktivitas, teknik budidaya, penjualan TBS, kekurangan infrastruktur, biaya produksi tinggi, diversifikasi dari CPO bahkan kampanye negatif).
“Dalam peremajaan sawit rakyat, tujuannya ialah meningkatkan produktivitas dan kualitas TBS, penerapan teknik budidaya yang baik melalui GAP dan pelaksanaan tata ruang perkebunan untuk menjaga keberlanjutan lingkungan,” kata Eddy dalam acara Indonesia Palm Oil Conference (IPOC) 2020 New Normal, yang dilakukan secara virtual, dihadiri InfoSAWIT, Rabu (2/12/2020).
Lebih lanjut kata Eddy, dalam melakukan peremajaan, tantangan yang dihadapi terkait dengan isu lahan, kemampuan petani sawit rakyat dan proses administratif. Namun demikian dana PSR meningkat terus sampai akhir bulan Oktober disetujui Rp 1,85 triliun. Peremajaan sawit rakyat didukung dengan adanya pendampingan ke petani, penerapan sistem IT, pelibatan para surveyor, koordinasi dengan pemerintah daerah serta kemitraan dengan lembaga keuangan dan perbankan.
“Berkaitan dengan perlunya kebijakan fiskal untuk mendukung BPDPKS ke depan, disarankan untuk melakukan kolaborasi antara energi hijau dan bahan bakar fosil (melanjutkan implementasi program B30, implementasi insentif hijau untuk menyeimbangkan harga bahan bakar fosil, dan meningkatkan pengembangan bahan bakar berbasis biohidrokabon),” kata Eddy. (T2)
3 Desember 2020