WE Online, Jakarta –Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) merupakan asosiasi nirlaba yang menyatukan para pemangku kepentingan dari tujuh sektor industri minyak sawit, yakni produsen kelapa sawit, pemroses atau pedagang kelapa sawit, produsen barang-barang konsumen, pengecer, bank dan investor, LSM pelestarian lingkungan atau konservasi alam, dan LSM sosial.
RSPO mendukung keberadaan perdagangan minyak sawit berkelanjutan agar terus meningkat di pasar global. Berbekal komitmen sustainable, industri minyak sawit nasional juga terus membangun perkebunan kelapa sawit menjadi lebih maju dan berkelanjutan. Terlebih, berbagai perbaikan prinsip dan standar juga telah banyak dilakukan.
Pada tahun 2020, diperkirakan produksi minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) Indonesia mampu menghasilkan 51,627 juta ton. Sementara, minyak sawit mentah berkelanjutan bersertifikat (certified sustainable palm oil/CSPO) diprediksi sekitar 15,19 juta ton dengan sebanyak 52%-nya berasal dari Indonesia.
Tidak hanya menjadi produsen CSPO terbesar melalui RSPO saja, prestasi Indonesia juga dapat dilihat dalam Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO) dan International Sustainability and Carbon Certification (ISCC). Pasalnya, sebagai produsen terbesar CPO dunia, kini predikat terbesar produsen minyak sawit berkelanjutan juga melekat kepada Indonesia.
Direktur RSPO Indonesia, Tiur Rumondang, mengatakan bahwa evaluasi dan perbaikan prinsip dan kriteria RSPO (P&C RSPO) selalu dilakukan setiap 5 tahun sekali, berdasarkan kesepakatan para anggota RSPO. Perlu diketahui, anggota RSPO berasal dari multi-stakeholder yang memiliki kepentingan bersama akan keberlanjutan usaha minyak sawit.
“P&C RSPO akhir tahun 2018 lalu telah banyak mengalami perubahan guna menghasilkan minyak sawit berkelanjutan yang ramah lingkungan dan ramah sosial,” ungkap Tiur seperti dilansir dari InfoSAWIT.