Sempat tumbuh, ekspor sawit April turun 77.000 ton

Jakarta (ANTARA) – Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) mencatat ekspor minyak sawit pada bulan April turun 77.000 ton menjadi 2,65 juta ton dibandingkan Maret 2020.

Berdasarkan catatan GAPKI, ekspor minyak sawit yang terdiri atas CPO dan produk turunannya mengalami tren yang terus tumbuh, yakni sebesar 2,4 juta ton pada Januari 2020; kemudian 2,54 juta ton pada Februari, dan 2,73 juta ton pada Maret 2020, tapi pada April turun sebesar 2,8 persen dibandingkan Maret.

“Ekspor turun 2,8 persen dibandingkan Maret, mengalami penurunan sebesar 77.000 ton, terdiri dari 44.000 ton dari ‘refined palm oil’ dan 33.000 ton dari CPO,” kata Direktur Eksekutif Gapki Mukti Sardjono di Jakarta, Senin.

Mukti menjelaskan berdasarkan tujuannya, penurunan ekspor terbesar terjadi ke Bangladesh, Afrika, dan Timur Tengah masing-masing sebesar 118.000 ton, 62.000 ton, dan 56.000 ton. Ketiga negara tersebut menyumbang impor terbesar pada Maret lalu.

Sebaliknya, ekspor ke Pakistan naik 100 persen menjadi 201.000 ton disebabkan impor yang sangat rendah pada Maret.

Ekspor ke China tercatat naik 37 persen menjadi 417.000 ton, meskipun volume ini masih jauh lebih rendah dari ekspor ke negara tersebut pada 2019 sebesar 730.000 ton.

Sementara itu, ekspor ke India dan Uni Eropa juga menunjukkan sedikit kenaikan. Mukti menilai tren yang positif ini diperkirakan akan berjalan terus dengan semakin meredanya pandemi COVID-19.

Jika dibandingkan dengan Januari-April 2019, ekspor tahun ini lebih rendah 12,1 persen, namun nilai ekspornya lebih tinggi sebesar 9,4 persen yakni 6,96 miliar dolar AS, dibandingkan tahun lalu sebesar 6,37 miliar dolar AS.

Gapki juga mencatat harga CPO turun dari rata-rata 636 dolar AS per ton pada Maret menjadi 516 dolar AS per ton Cif Rotterdam pada April.

 

Pewarta : Mentari Dwi Gayati
Editor: Joko Nugroho
COPYRIGHT © ANTARA 2020