Jakarta, CNBC Indonesia – Harga minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) mengalami penurunan hari ini. Koreksi harga CPO terjadi seiring dengan peningkatan produksi dan stok minyak sawit Malaysia
Pada Selasa (14/4/2020), harga CPO kontrak pengiriman tiga bulan di Bursa Malaysia Derivatif (BMD) turun 10 ringgit atau -0,45% ke level RM 2.236/ton. Kemarin, harga CPO juga ditutup anjlok 2,85%.
Anjloknya harga CPO terjadi seiring dengan gambaran peningkatan stok dan penurunan permintaan global. Stok minyak sawit Malaysia yang awanya diramal turun dari periode Februari justru malah melesat.
Mengacu pada rilis data resmi Jumat (9/4/2020), persediaan minyak sawit Malaysia bulan Maret naik 1,67% dari Februari karena lonjakan produksi melebihi peningkatan ekspor.
Stok minyak sawit akhir Maret Malaysia bertambah menjadi 1,73 juta ton setelah lima bulan beruntun mengalami penurunan, mengacu pada data Dewan Minyak Sawit Malaysia (MPOB). Data MPOB menunjukkan, produksi Maret mengalami kenaikan sebesar 8,4% dari Februari menjadi 1,4 juta ton.
Ekspor minyak sawit bulan Maret naik 9,2% dari Februari menjadi 1,18 juta ton meskipun ada pandemi dan lockdown di berbagai negara di dunia
Ekspor lebih baik dari yang diharapkan, tetapi pasar tidak mengharapkan angka pengiriman tinggi bulan April ini karena permintaan global mulai melambat di tengah kemungkinan adanya resesi, kata para trader.
Ekspor Malaysia pada Maret ke India, anjlok setengahnya dari bulan Februari menjadi hanya 10.806 ton, sementara penjualan ke China turun 5,6% menjadi 148.017 ton. Harga CPO kontrak berjangka yang telah turun sekitar 25% sejak Januari hingga hari Jumat pekan lalu (9/4/2020).
Sebuah survei Reuters memperkirakan stok minyak sawit akhir Maret turun 1,8% menjadi 1,65 juta ton, sementara produksi diperkirakan akan naik 2% menjadi 1,31 juta ton. Ekspor diperkirakan akan naik 6% menjadi 1,08 juta ton. Namun kenyataannya tidak demikian.
Berdasarkan pemantauan surveyor kargo, ekspor minyak sawit Malaysia untuk periode sepuluh hari pertama bulan April mengalami kontraksi sebesar 6,6-12% dibanding periode yang sama pada bulan sebelumnya.
TIM RISET CNBC INDONESIA (twg/twg)