1,3 Miliar Penduduk India Lockdown, Harga CPO Terpangkas

Auto Draft
Jakarta, CNBC Indonesia – Harga komoditas minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) hari ini melemah seiring dengan kebijakan lockdown yang diambil oleh beberapa negara tak terkecuali India.

Perdana Menteri Narendra Modi memperingatkan seluruh warga India yang berjumlah lebih dari 1,3 miliar orang untuk tetap tinggal di rumah untuk tiga minggu ke depan. Kebijakan ini diambil oleh India karena terjadi lonjakan kasus COVID-19 di India.

Walaupun jumlah kasus di India masih tergolong sedikit (665 kasus), tetapi yang ditakutkan jumlah kasus akan terus bertambah dengan signifikan seperti yang terjadi di Amerika Serikat (AS), mengingat ukuran populasi yang besar dan kepadatan penduduk yang tinggi.

Kebijakan ini menjadi sentimen negatif untuk harga CPO. Maklum, India merupakan pembeli minyak sawit terbesar di dunia. Pada perdagangan Kamis (26/3/2020), harga CPO kontrak pengiriman Juni 2020 turun 1,47% ke level RM 2.348/ton.

“Penutupan pelabuhan utama di berbagai penjuru dunia mengakibatkan operasi pengiriman menjadi terganggu, ditambah dengan kekhawatiran akan terjadi penurunan permintaan menambah tekanan jual,” kata Paramalingam Supramaniam, direktur pialang Selangor Pelindung Bestari Sdn Bhd.

Ekspor minyak sawit Malaysia untuk periode 1-25 Maret diperkirakan turun antara 11,7% hingga 13,6% karena lemahnya permintaan di tengah wabah virus, jika mengacu data surveyor kargo, melansir Reuters.

Sentimen lain yang juga turut membebani pasar ialah penguatan ringgit. Ringgit Negeri Jiran menguat 0,84% terhadap dolar. Menguatnya ringgit yang notabene mata uang perdagangan CPO, membuat minyak nabati lebih mahal bagi pemegang mata uang asing.

TIM RISET CNBC INDONESIA (twg/twg)