Pada perdagangan Jumat (27/3/2020), pukul 14.00 WIB, harga CPO kontrak pengiriman Juni 2020 naik 0,21% ke level RM 2.362/ton.
Kenaikan harga dipicu oleh kekhawatiran akan berkurangnya pasokan minyak nabati menyusul keputusan pemerintah Malaysia untuk memperpanjang lockdown hingga 14 April nanti.
Namun kenaikan harga CPO tak bisa banyak karena bukan dari sisi pasokan saja yang dirusak oleh wabah, dari sisi permintaan pun disrupsi terjadi. Baru-baru ini India memberlakukan total lockdown untuk tiga minggu ke depan.
Ekspor minyak sawit Malaysia untuk periode 1-25 Maret diperkirakan turun antara 11,7% hingga 13,6% karena lemahnya permintaan di tengah wabah virus, jika mengacu data surveyor kargo.
Senasib dengan Malaysia, Indonesia sebagai produsen minyak kelapa sawit terbesar di dunia juga mengalami penurunan ekspor. Mengacu pada data Asosiasi Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), Indonesia mengekspor 2,39 juta ton minyak sawit pada Januari, termasuk produk-produk olahan (refined).
“Ketidakpastian yang ditimbulkan oleh penyebaran wabah COVID-19 dan anjloknya harga minyak mentah global terlihat berdampak pada permintaan minyak nabati,” kata GAPKI dalam sebuah pernyataan, melansir Reuters.
“Pasar telah memperhitungkan defisit pasokan dan juga disrupsi permintaan dari tujuan-tujuan utama,” kata Anilkumar Bagani, kepala penelitian Sunvin Group, broker minyak nabati yang berbasis di Mumbai.
“Pemerintah India mengambil semua langkah untuk tetap menormalkan operasi pelabuhan dan transportasi untuk barang-barang makanan. Namun tetap saja, dari sisi pasokan akan terpengaruh dan itu dapat mengakibatkan disrupsipermintaan minyak nabati,” kata Bagani, seperti diwartakan Reuters.
TIM RISET CNBC INDONESIA