NUSADAILY.COM – MALANG – Adanya pro dan kontra kelangsungan penanaman kelapa sawit di Malang Selatan dianggap sebagai hal wajar Wakil Bupati Malang Didik Gatot Subroto. Tetapi Pemkab Malang tetap fokus pada petani kelapa sawit.
Didik menjelaskan, ini berkaitan dengan peningkatan pendapatan petani. Sampai saat ini Pemkab Malang mencari investor untuk mendirikan pabrik pengolahan kelapa sawit di Malang Selatan.
“Beberapa petani sudah menanam kelapa sawit ini. Kami memfasilitasi kelangsungannya pasca panen,” ungkapnya, Rabu (16/6/2021) dilansir Nusadaily.com.
Didik berharap, produksi kelapa sawit di Malang Selatan mampu meningkatkan perekonomian masyarakat dan mendongkrak pendapatan petani.
Pemkab Malang tengah mencari investor, terutama perusahaan lokal yang bisa mendirikan pabrik pengolahan kelapa sawit. Tujuannya, untuk menyelamatkan petani yang sudah melakukan penanaman.
“Saat ini sudah persiapan panen, maka kita carikan solusi, ditawarkan ke beberapa perusahan yang mungkin kelapa sawit bisa diolah di Malang Selatan ini,” terangnya.
Menurutnya, kelapa sawit dapat pula dikelola menjadi bahan pangan setengah jadi.
“Bisa diolah menjadi minyak setengah jadi atau menjadi minyak lain yang penting jika ada pabrik berdiri,” sambung Didik.
Adanya penolakan penanaman kelapa sawit di Malang Selatan karena dinilai memiliki dampak negatif, Politisi PDI Perjuangan itu menyebut ada dampak positif dari penanaman kelapa sawit itu, diantaranya peningkatan pendapatan petani.
“Persoalan dengan adanya dampak negatif pasti ada, seperti memicu merusak tanah dan memicu bencana tapi kan bisa di mitigasi jika dibandingkan dengan dampak positifnya yang lebih besar,” tukasnya.
Contohnya dengan melakukan penanaman di sela sela tanaman sawit. Oleh karena itu, pihaknya akan mengajak duduk bersama sejumlah pihak, termasuk pakar pertanian, akademisi, dan pakar lingkungan, serta sejumlah pihak terkait lain guna melakukan kajian.
“Mari kita kaji bersama, saya dan pak Bupati sepakat dengan penanaman kelapa sawit di Malang Selatan ini untuk kesejahteraan petani, ” tutup Didik. (aje/wan)
