WE Online, Jakarta – Berdasarkan data Kementerian Pertanian (Kementan) tahun 2019 diketahui bahwa Riau merupakan produsen utama kelapa sawit di Indonesia dikarenakan memiliki lahan kelapa sawit mencapai 3.387.206 hektare atau sekitar 20,68 persen dari total tutupan lahan sawit nasional.
Dengan potensi lahan yang luas tersebut, tren pergerakan harga tandan buah segar (TBS) Riau di tingkat petani menjadi faktor penting yang melatarbelakangi kegiatan operasional petani di kebun.
Harga TBS kelapa sawit pada setiap kelompok umur di Riau mengalami kenaikan. Persentase kenaikan terbesar terjadi pada tanaman kelapa sawit berumur 10–20 tahun sebesar Rp20,19 per kg atau sekitar 1,5 persen dibandingkan periode yang sama pekan lalu menjadi Rp1.421,71 per kg.
Sementara itu, harga minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) tercatat Rp6.640,37/kg dan harga kernel Rp3.890,14 per kg.
Kepala Bidang (Kabid) Pengolahan dan Pemasaran Dinas Perkebunan (Disbun) Riau, Defris Hatmaja mengatakan, kenaikan harga TBS ini disebabkan oleh faktor internal dan faktor eksternal. Untuk faktor internal, kenaikan harga TBS disebabkan terjadinya kenaikan harga jual CPO dan kernel dari seluruh perusahaan yang menjadi sumber data.
Lebih lanjut Defris menjabarkan, “Untuk harga jual CPO, PTPN V mengalami kenaikan sebesar Rp99,6 per kg, Sinar Mas Group mengalami kenaikan harga sebesar Rp171 per kg, Astra Agro Lestari Group mengalami kenaikan harga sebesar Rp60 per kg, dan Asian Agri Group mengalami kenaikan sebesar Rp58,2 per kg dari harga pekan lalu. Sedangkan untuk harga jual kernel, Astra Agro Lestari Group mengalami kenaikan sebesar Rp39,09 per kg dan Asian Agri Group mengalami kenaikan sebesar Rp156 per kg dibandingkan harga pekan lalu.”
Sementara faktor eksternal yang memengaruhi kenaikan harga TBS kelapa sawit di Tanah Air pada pekan ini di antaranya dikarenakan membaiknya hubungan dagang Malaysia dan India.
“Yang mana, India melanjutkan pembelian minyak mentah kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) Malaysia setelah aksi boikot empat bulan menyusul perseteruan diplomatik,” kata Defris.
Kondisi tersebut otomatis dapat mendongkrak harga CPO Malaysia yang bursa penjualan CPO-nya menjadi patokan dunia. “Selain itu, kenaikan harga minyak mentah dunia ini juga memberi sentimen positif terhadap harga CPO,” ungkapnya.
Penulis: Ellisa Agri Elfadina
Editor: Rosmayanti