Masuki Level Psikologis 2.200, Harga CPO Sepekan Drop 3,33%

Auto Draft

Jakarta, CNBC Indonesia – Harga minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) melanjutkan koreksi sepanjang pekan ini, hingga meninggalkan level psikologis 2.300 ringgit Malaysia per ton. Kabar penemuan obat COVID-19 membantu mengerem pelemahan.

Koreksi harga terjadi di tengah keprihatinan bahwa pembatasan aktivitas sosial di masyarakat (lockdown) untuk menghambat penyebaran virus corona (strain baru) bakal memukul konsumsi atas komoditas utama Indonesia dan Malaysia tersebut.

Mengawali pekan, harga CPO melemah dari level 2.312 ringgit pada akhir pekan lalu menjadi 2.246 ringgit per ton pada Senin, atau terkoreksi 2,85% (66 poin). Angka ini kian jauh meninggalkan posisi pada awal tahun yang berada di kisaran RM 3.000 per ton.

Sempat berupaya menguat pada dua hari selanjutnya, harga CPO kembali tertekan hingga nyaris melewati level psikologis 2.200 pada Kamis, tepatnya di 2.204 ringgit per ton. Dengan penguatan pada akhir pekan, harga CPO secara mingguan terhitung anjlok 3,33% dari 2.312 akhir pekan lalu ke 2.235 ringgit per ton akhir pekan ini.

Direktur Jenderal Dewan Sawit Malaysia Ahmad Parveez Ghulam Kadir mengatakan bahwa permintaan sawit dunia tertekan hebat karena kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di seluruh dunia.

“Jika pandemi ini berujung pada perpanjangan lockdown atau PSBB di negara-negara pengimpor, pada akhirnya konsumsi minyak sawit akan menurun, sehingga memengaruhi ekspor minyak sawit,” tuturnya sebagaimana dikutip Bernama, pada Kamis (16/4/2020).

Pembalikan harga terjadi pada Jumat kemarin, menyambut kabar positif ditemukannya obat COVID-19, meski tidak sampai mengembalikan harga sawit ke level pada akhir pekan lalu. dalam sehari itu, harga CPO menguat 31 ringgit dan menutup pekan di 2.235 ringgit per ton.

CNBC International pada Jumat memberitakan bahwa obat perusahaan farmasi asal AS, Gilead Sciences terbukti efektif mengobati pasien COVID-19. Obat Remdesivir milik emiten tersebut disebutkan efektif membantu pemulihan pasien secara cepat di Chicago.

TIM RISET CNBC INDONESIA