Sabah Ditutup Gegara Covid-19, Harga CPO Goyang

Sabah Ditutup Gegara Covid-19, Harga CPO Goyang

Jakarta, CNBC Indonesia – Harga komoditas minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) bergerak volatil pada perdagangan hari ini Selasa (29/9/2020). Volatilitas ini dipicu oleh kabar penutupan aktivitas perkebunan hingga industri sawit di Sabah.

Pada 10.12 WIB, harga CPO untuk kontrak pengiriman Desember di Bursa Malaysia Derivatif Exchange sempat menguat 0,3% ke RM 2.830/ton. Kemudian enam menit berselang harga CPO langsung drop ke bawah RM 2.800/ton.

Namun pada 10.31 WIB, harga CPO Negeri Jiran untuk kontrak yang ramau ditransaksikan di bursa tersebut kembali bangkit ke level RM 2.800/ton.

Kemarin Malaysia mengatakan akan memberlakukan pembatasan mobilitas yang ketat di empat distrik di negara bagian Sabah setelah melaporkan lebih dari 1.000 infeksi Covid-19 sepanjang bulan September.

Negara bagian Sabah yang memproduksi kelapa sawit terbesar di Malaysia telah memerintahkan perkebunan, pabrik dan kilang di satu distrik untuk ditutup selama dua minggu pembatasan mobilitas dilakukan untuk mengendalikan virus corona.

Operasi di distrik Kunak ditangguhkan dari Selasa hingga 12 Oktober, kata dewan distrik dalam sebuah pemberitahuan.

“Kunak tidak diizinkan beroperasi, termasuk perkebunan, pabrik dan penyulingan,” kata Christopher Chai, manajer umum Kwantas Corp yang berbasis di negara bagian Malaysia di pulau Kalimantan, kepada Reuters. “Namun, pemilik telah mengajukan banding.”

Jika banding tersebut ditolak tentu akan membuat pasokan menjadi ketat dan harga naik. Reuters melaporkan Sabah sebagai negara bagian yang menghasilkan 25% dari produksi kelapa sawit mentah Malaysia memberlakukan pembatasan di empat distrik.

Meski memasuki periode puncak produksi bulan September-November di Indonesia dan Malaysia, kenaikan output minyak sawit diperkirakan tak akan terlalu signifikan lantaran fenomena rendahnya output di Indonesia serta kurangnya tenaga kerja di Malaysia.

Jelang festival Diwali di India dan libur panjang di China, kedua importir terbesar minyak sawit dunia ini diproyeksikan bakal meningkatkan pembeliannya. Reuters melaporkan ekspor minyak sawit pada 25 hari September diperkirakan naik 6,9% hingga 14,1% dibanding bulan sebelumnya.

 

TIM RISET CNBC INDONESIA