Indonesia Disalip, Malaysia Eksportir Sawit Terbesar ke India

JAKARTA, SAWIT INDONESIA – Indonesia tidak lagi menjadi pengekspor sawit utama ke India. Posisinya telah digantikan Malaysia. Solvent Extractors Association of India melansir data per 14 April 2021, India mengimpor minyak sawit mentah (CPO) sebesar 1,68 juta ton dari November 2020 sampai Maret 2021. Angka ekspor ini di atas Indonesia yang sebesar 1,29 juta ton.

Sebagai perbandingan dalam periode sama tahun sebelumnya, volume ekspor Indonesia masih 2,06 juta ton dan Malaysia sebesar 414.815 ton.

“Malaysia memiliki pajak ekspor minyak sawit yang lebih rendah dibandingkan dengan Indonesia. Gap pajak inilah yang mendorong Malaysia lebih banyak mengirimkan minyak sawit ke India,” kata Anil Kumar Bagani, Research Head At Vegetable Oil Brokerage Sunvin Group, seperti dilansir dari laman Platt.

Ia mengatakan bahwa Indonesia menerapkan pungutan ekspor CPO. Berbeda dengan Malaysia tidak memberlakukan pajak ekspor CPO hingga Desember 2020.

Data Solvent Extractors Association of India menunjukkan periode November 2020 sampai Maret 2021 bahwa impor minyak sawit sebesar 3.090.559 ton. Angka ini lebih tinggi dari periode November 2019 sampai Maret 2020 yang sebesar 2.510.846 ton.

Pada bulan Februari, India memberlakukan bea tambahan sebesar 17,5% untuk CPO. Hal ini mempersempit kesenjangan antara tarif pajak efektif minyak sawit dan minyak kedelai dari masing-masing 8,25% menjadi 2,75%.

Pada Maret kemarin, India mengimpor 526.463 metrik CPO, naik 33,5% dari Februari dan sejalan dengan ekspektasi analis.

“Minyak sawit masih ada selisih harga dibandingkan harga minyak kedelai dan minyak matahari. Selain itu, ditopang pula oleh permintaan Ramadhan,” kata Marcello Cultrera, Institutional Sales Manager Philip Futures.

Pada April ini, Anil Kumar Bagani memproyeksikan impor minyak sawit India sekitar 600.000-630.000 mt. CPO menyumbang 50% -60% dari total impor minyak nabati India.

Sebagai informasi, India cenderung untuk mengimpor minyak sawit mentah bagi pemenuhan kebutuhan domestiknya. Dalam setahun, volume impor CPO negara ini rerata 6 juta-7 juta ton.