Penjualan Sawit Tak Transparan, Massa Rebut Kantor Koperasi di Kampar

Penjualan Sawit Tak Transparan, Massa Rebut Kantor Koperasi di Kampar

Liputan6.com, Pekanbaru – Puluhan petani sawit di Desa Pengkalan Baru, Kecamatan Siak Hulu, Kabupaten Kampar, menggeruduk kantor koperasi petani sawit makmur (Kopsa-M). Mereka curiga terjadi penyelewengan hasil penjualan sawit berdasarkan data dan penelusuran di lapangan. Demonstrasi dengan kawalan ketat aparat pengamanan, mulai dari polisi, TNI, Satpol PP hingga tokoh masyarakat ini ditujukan kepada pengurus Kopsa-M periode 2016-2021 yang diketuai oleh AHz. Anggota Kopsa-M, M Rizal menjelaskan, aksi damai bertujuan meminta kejelasan dana bagi hasil petani karena tidak diterima sesuai kesepakatan. Kemudian meminta kejelasan anggaran Rp4 miliar yang tidak jelas digunakan untuk apa oleh pengurus sebelumnya. “Kemudian dugaan penyelewengan dana cicilan kredit sehingga utang petani terus menumpuk dan membebani keuangan negara, pemotongan upah pekerja, dan uraian penyelewengan alokasi dana DPU,” kata Rizal, Minggu petang, 8 Agustus 2021. Rizal mewakili petani lainnya juga meminta pertanggungjawaban kebun yang kian rusak. Selanjutnya dugaan keterlibatan pengurus sebelumnya dalam penyerangan dan penjarahan rumah pekerja PT Langgam Harmuni. Dalam aksi ini, petani mengambil alih kantor Kopsa-M, kebun dan asset. Selanjutnya diserahkan kepada pemerintah desa, kecamatan, ninik mamak, PTPN V sebagai bapak angkat petani, dan Dinas Koperasi Kampar selaku pembina. “Langkah ini diambil demi menyelamatkan Kopsa-M dari praktik politik tak berujung pengurus sebelumnya, yang selalu memanfaatkan hasil penjualan TBS untuk kepentingan yang tidak membuahkan hasil berarti bagi anggota,” tuturnya. Rizal mengatakan, selama 3 jam lebih massa menunggu kedatangan pengurus sebelumnya dan AHz selaku ketua Kopsa-M periode 2016-2021. Massa ingin memastikan AHz dan ingin Bhabinkamtibmas menjembatani tapi tak ada yang mengetahuinya. “Ini bukti dia takut ketemu dengan petani, cuma berani menghujat petani melalui WhatsApp Group petani,” jelas Rizal. Karena tak berhasil menemui pengurus lama, massa membubarkan diri dan menyerahkan berita acara pengambilalihan Kopsa-M ke Kepala Desa Pangkalan Baru selaku pembina. Petani meminta kepala desa bersama PTPN V serta ninik mamak dan pemerintah membina anggota mengelola kebun sawit dengan baik. Kelapa Desa Pangkalan Baru Yusril membenarkan pengambilalihan ini. Dia menyebut ada somasi tidak percaya dengan pimpinan. “Saat demonstrasi saya tidak pernah hadir karena sudah hampir sebulan ini saya sakit,” ujarnya. Menurutnya, pernyataan sikap yang diserahkan kepada pihak desa tersebut tengah dikoordinasikan bagaimana tindak lanjutnya. “Seharusnya pernyataan sikap itu diserahkan ke pihak UPK Kecamatan kurang tepat rasanya kalau diserahkan ke pihak desa,” ucap Yusril. sumber: https://www.liputan6.com/regional/read/4627300/penjualan-sawit-tak-transparan-massa-rebut-kantor-koperasi-di-kampar