KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Sejumlah negara terpaksa menutup akses bagi penduduk Indonesia seiring lonjakan kasus Covid-19 di dalam negeri akhir-akhir ini. Walau begitu, hal tersebut tidak berdampak terhadap kelangsungan ekspor komoditas minyak kelapa sawit.
Wakil Ketua Umum III Gabungan Pengusaha Sawit Indonesia (Gapki) Togar Sitanggang menyebut, ekspor produk minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) maupun turunannya ke berbagai negara masih berjalan normal terlepas dari memburuknya situasi pandemi Covid-19 di Indonesia.
Sebab, larangan dari negara lain hanya berlaku bagi warga negara Indonesia (WNI) saja, bukan produk atau barang yang dihasilkan dari Indonesia.
“Yang diekspor kan minyak sawit, bukan virus Covid-19, jadi ekspor tetap berjalan seperti biasa,” imbuh dia, Selasa (20/7).
Togar yakin, ekspor produk sawit Indonesia masih akan tumbuh, khususnya di semester kedua 2021. Terlebih lagi, masih ada momentum tren kenaikan harga CPO yang bisa dimanfaatkan oleh pelaku usaha Indonesia.
“Target ekspor produk minyak kelapa sawit sampai akhir tahun sekitar 30—35 juta ton,” ujar dia.
Merujuk data Gapki, ekspor minyak kelapa sawit Indonesia mencapai 34 juta ton pada tahun 2020. Dari jumlah tersebut, ekspor terbesar berasal dari produk olahan CPO sebesar 21,10 juta ton, kemudian CPO sebesar 7,17 juta ton, dan oleokimia sebesar 3,87 juta ton.
Sedangkan di periode Januari—Mei 2021, ekspor minyak kelapa sawit Indonesia tercatat sebesar 13,75 juta ton. Produk olahan CPO berkontribusi besar dengan capaian sebesar 10,16 juta ton, lalu diikuti oleh produk oleokimia sebesar 1,66 juta ton, dan CPO sebesar 1,33 juta ton.
Adapun beberapa negara tujuan utama ekspor minyak kelapa sawit Indonesia antara lain India, Pakistan, China, Bangladesh, dan lain sebagainya.
Sebagaimana diketahui, setidaknya terdapat 10 negara yang sudah melarang kedatangan warga negara asal Indonesia seiring lonjakan kasus Covid-19 secara signifikan di dalam negeri dalam beberapa pekan terakhir.
Di antaranya adalah Filipina, Singapura, Uni Emirat Indonesia, Hong Kong, Arab Saudi, Oman, Negara Eropa dengan visa Schengen, Jepang, Taiwan, dan Bahrain