Indonesia-Malaysia Teken Kerja Sama Ekspor Limbah Sawit

JAKARTA – Indonesia dan Malaysia bersinergi mendorong peningkatan nilai perdagangan minyak kelapa sawit.

Sinergi diwujudkan melalui penandatanganan nota kesepahaman (MoU) palm sludge oil atau limbah sawit Indonesia oleh Malaysia sebanyak 2.000 ton/bulan selama dua tahun ke depan.

Penandatanganan MoU tersebut dilakukan antara PT Alam Duta Mandiri dan Dendro Integrasi SDN Bhd, Selasa (16/2) di Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta.

Penandatanganan dilakukan oleh CEO PT Alam Duta Mandiri, I G A Raka Saputra dan CEO Dendro Integrasi Sdn Bhd, Azra Abdul serta disaksikan oleh Dirjen Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag, Kasan dan Dubes Malaysia untuk Indonesia, Datuk Zainal Abidin Bakar.

Dirjen PEN Kemendag Kasan mengatakan, lewat MoU, diharapkan kedua perusahaan dapat saling bersinergi mendorong peningkatan nilai perdagangan minyak sawit kedua negara.

“Bersama-sama kita terus melakukan diplomasi kelapa sawit, mempromosikan kelapa sawit di pasar global, serta melawan isu miring seputar minyak kelapa sawit,” ujar Kasan, Jakarta, Selasa (16/2).

Kemendag, lanjutnya, menyambut baik pembelian palm sludge oil Indonesia oleh perusahaan asal Malaysia tersebut. Ia berharap, produsen Indonesia lainnya mampu memasok permintaan palm sludge oil ke Malaysia dan juga produk kelapa sawit serta turunan lainnya ke seluruh dunia.

Pada 2020, ekspor Indonesia ke Malaysia untuk produk minyak sawit mentah (CPO) dan turunan mencapai US$945,03 juta. Nilai ini naik 15,11% dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar US$820,97 juta.

Di Kawasan ASEAN, Indonesia merupakan pemasok CPO urutan pertama untuk Malaysia dengan pangsa pasar 85,14%; disusul Thailand (8,56%), Kamboja (1,78%), Filipina (1,48%), dan Singapura (0,61%).

Sedangkan, ekspor palm acid oil atau palm sludge oil Indonesia ke dunia tahun 2020 mencapai US$544,47 juta atau naik 6,6% dibandingkan tahun sebelumnya.

Malaysia merupakan negara tujuan ekspor utama Indonesia untuk produk tersebut dengan nilai ekspor sebesar US$185,37 juta dengan pangsa pasar 34,05%, disusul Italia US$101,12 juta (18,57%), China US$76,93 juta (14,13%), Belanda US$41,61 juta (7,64%), dan Amerika Serikat US$27,20 juta (5%).

Kasan menjelaskan, meski berbagai sektor industri terpukul oleh pandemi Covid-19, sepanjang 2020 produksi kelapa sawit nasional masih berada di atas rata-rata produksi tahunan,

Data BPDP-KS menunjukkan, pada 2020 produksi kelapa sawit Indonesia mencapai 51,58 juta ton atau lebih tinggi dari rata-rata tahunan di kisaran 37,57 juta ton. Realisasi volume ekspor minyak sawit Indonesia pada 2020 mencapai 34 juta metrik ton atau turun 9% dibanding tahun sebelumnya.

“Namun, nilai ekspor dari komoditas tersebut justru mengalami kenaikan sebesar 13,6% menjadi US$22,97 miliar. Ini disebabkan kenaikan harga produk kelapa sawit pada 2020,” ungkap Kasan.

Peran Ekonomi

Dalam dua dekade terakhir, lanjutnya, kelapa sawit memang telah memainkan peranan yang sangat signifikan dalam perekonomian. Sawit dapat diolah menjadi berbagai bahan pangan dan oleokimia.

Selain itu, palm sludge oil juga dapat digunakan dalam industri energi, kosmetik, serta barang konsumsi, seperti sabun dan sampo. Kasan menegaskan, tidak dapat dipungkiri, di tengah langkanya sumber energi bahan bakar, minyak kelapa sawit jadi salah satu sumber energi alternatif.

“Biodiesel merupakan salah satu sumber energi alternatif masa depan, tidak hanya bagi Indonesia namun juga bagi negara-negara di dunia. Sebab, selain harga yang relatif murah, juga ramah lingkungan,” pungkas Kasan.

Pemerintah Indonesia beserta segenap pemangku kepentingan nasional menyadari besarnya potensi kelapa sawit, sehingga terus bersinergi mendukung peningkatan industri kelapa sawit dalam negeri.

Peningkatan dilakukan dengan mengedepankan prinsip berkelanjutan di tengah gencarnya sentimen dan kampanye negatif.

Hubungan Dagang IndonesiaMalaysia

Indonesia dan Malaysia merupakan penghasil kelapa sawit di dunia. Kedua negara juga mendirikan Organisasi Negara-Negara Penghasil Minyak Sawit atau CPOPC. Tujuannya untuk mendorong, mengembangkan, dan meningkatkan kerja sama industri kelapa sawit di antara negara-negara anggota.

Indonesia dan Malaysia akan terus memperkuat hubungan baik antar negara melalui komunikasi yang kuat pada semua tingkat.

Melihat perkembangan perdagangan kedua negara, pada 2020, total perdagangan Indonesia-Malaysia tercatat US$15,06 miliar. Neraca perdagangan Indonesia tercatat surplus US$1,2 miliar, dimana nilai ekspor tercatat US$8,13 miliar dan nilai impor tercatat sebesar US$6,93 miliar.

 

(Khairul Kahfi)