JAKARTA, investor.id – Dorongan penerapan praktik berkelanjutan kelapa sawit terus dilakukan, penerapannya tidak berhenti di tingkat usaha besar melainkan ke tingkat petani.
Sustainability (berkelanjutan) merupakan market driven sehingga harus diterapkan semua rantai pasok kelapa sawit. salah satu cara yang bisa dilakukan petani untuk mencapai praktik berkelanjutan adalah melakukan kemitraan.
Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Joko Supriyono mengatakan petani harus didorong untuk sustainable maka prioritas pertama adalah peningkatan produktivitas, jika produktivitas rendah maka tidak akan bisa bertahan, harga TBS memang bagus tetapi kalau harga sedang, produktivitas tinggi membuat petani masih bisa mempunyai margin.
Tata niaga juga harus menjadi fokus perhatian, contohnya Petani Perkebunan Inti Rakyat harus mempunyai mitra dengan perusahaan maka punya akses langsung ke Pabrik dan harga yang diterima sesuai dengan harga penetapan.
“Petani harus mencari mitra perusahaan dan syaratnya adalah membentuk dan memperkuat kelembagaan, kemitraan inti plasma sudah ada sejak tahun 1990 dan sekarang tetap dibuka, kemitraan juga bagian dari keberlanjutan di sawit,” ujar dia di Jakarta, belum lama ini.
Ketua Asosiasi Petani Kelapa Sawit Perusahaan Inti Rakyat (Aspekpir) Setiyono mengatakan, kemitraan penting untuk memperkuat kesejahteraan petani.
Petani dan perusahaan harus sama sama tumbuh sehingga keduanya bisa saling bekerjasama dan saling menguntungkan.
Aspekpir dan Gapki juga sudah menandatangani Mou tentang pembinaan kemitraan dan percepatan kebun plasma. Total investasi di kawasan transmigrasi baru untuk pembangunan kebun dan sarana dan prasarana adalah Rp 18 triliun.
Editor : Gora Kunjana (gora_kunjana@investor.co.id), Sumber : Investor Daily