Agrofarm.co.id-Revolusi industri 4.0 telah masuk ke seluruh lapisan masyarakat termasuk ke petani kelapa sawit di Indonesia. Banyak petani yang telah memiliki akses internet, namun di sisi lain akses tersebut belum cukup berdampak positif terhadap peningkatan produktivitas kebun.
Kebun yang dikelola petani secara mandiri masih berada di posisi terbawah dalam hal produktivitas dibandingkan kebun milik perusahaan swasta dan negara. Perkembangan teknologi informasi dalam bentuk internet memiliki peluang untuk dimanfaatkan sebagai media literasi digital dalam rangka mencari solusi atas permasalahan kebun mereka baik itu tentang pengelolaan kebun, pengedalian penyakit tanaman, rekomendasi pemupukan, dan lain-lain.
Menyadari hal tersebut Fakultas Pertanian INSTIPER Yogyakarta bekerja sama dengan Yayasan Kehati melalui program Strengthening Palm Oil Sustainability in Indonesia (SPOS) mengembangkan platform edukasi digital bagi petani kelapa sawit di Indonesia yang diberi nama Sawitkita
Sawitkita yang merupakan akronim dari Smallholder Assisted with Information Technology KEHATI-INSTIPER Yogyakarta merupakan platform digital dalam bentuk aplikasi android yang terdiri dari 3 bagian penting. Pertama, Sawitkita menyediakan media belajar multimedia mengenai praktek budidaya kelapa sawit yang baik (good agriculture practices) dan praktek budidaya kelapa sawit terbaik (best management practices) dalam bentuk Learning Management System (LMS).
LMS ini disusun secara sistematis berdasarkan kebutuhan petani mengenai teknik operasional kebun kelapa sawit. Kedua, Sawitkita menyiapkan sejumlah sistem pakar yang dapat mempermudah petani mengelola aktivitas operasional kebun, seperti perhitungan pupuk, pemilihan teknik pengendalian organisme pengganggu tanaman, administrasi kebun dan kelompok, informasi pembelian benih, serta perhitungan perhitungan lain yang seringkali dijumpai petani. Terdapat 6 fitur yang bisa diakses oleh pengguna yaitu LahanKita, BibitKita, OPTKita, FertiKita, PanenKita, dan DanaKita.
Ketiga, platform Sawitkita ini juga menyediakan layanan chatting yang memungkinkan petani berkonsultasi langsung dengan pakar dan praktisi perkebunan kelapa sawit maupun dengan petani lainnya terkait pemecahan masalah masalah di perkebunan kelapa sawit. Fitur ini disebut sebagai HelloPlanters. Sebagai pelengkap, Sawitkita juga menyediakan beragam info terkini mengenai perkembangan dunia kelapa sawit pada fitur InfoKita.
Dr. Ir. Purwadi, MS. selaku koordinator tim Sawitkita dalam paparannya menyampaikan platform digital Sawitkita merupakan jawaban atas tantangan keterbatasan jangkauan metode penyuluhan konvensional sekaligus upaya menangkap peluang di era internet saat ini.
“Terlebih lagi dalam kondisi pandemi saat ini dimana kita berada pada masa pembatasan sosial yang mengakibatkan komunikasi tatap muka sangat dibatasi. Melalui aplikasi ini memungkinkan terjadinya transfer pengetahuan secara terus menerus tanpa dibatasi tempat dan waktu,” kata Purwadi, pada acara Webinar Keberlanjutan Perkebunan Kelapa Sawit Rakyat melalui Sistem Teknologi Informasi dan Komunikasi dan Soft Launch Aplikasi Sawitkita, Rabu (7/7/2021).
“Aplikasi Sawitkita yang merupakan hasil kerjasama Fakultas Pertanian INSTIPER Yogyakarta dan Yayasan Kehati merupakan bentuk upaya penguatan keberlanjutan usahatani kelapa sawit. Dalam pembangunannya, tim pengembang melibatkan praktisi dan pakar serta para petani. Kelompok petani dari berbagai wilayah Indonesia antara lain berasal dari Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, dan Sulawesi Barat turut dilibatkan dalam pembangunan platform digital ini. Aplikasi ini juga bersifat partisipatif yang memungkinkan pengguna untuk berkontribusi dalam menambah informasi yang termuat dalam platform ini,” jelas Purwadi. Bantolo