Jakarta, CNBC Indonesia – Harga minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) ambles setelah melesat hampir 6% pekan sebelumnya. Harga kontrak CPO pengiriman Juli yang aktif ditransaksikan di Bursa Malaysia Derivatif Exchange turun 1,55% ke RM 3.927/ton.
Penurunan harga minyak sawit mengekor pelemahan harga minyak mentah dunia. Harga minyak mentah dan CPO ambles di tengah kenaikan kasus infeksi Covid-19 di Negeri Bollywood.
Sebagai negara dengan populasi terbesar kedua di dunia, India banyak mengandalkan impor untuk memenuhi kebutuhan pangan dan energi di negaranya. India merupakan pengimpor minyak sawit terbesar di dunia dengan rata-rata per tahun lebih dari 9 juta ton.
Namun adanya penerapan karantina wilayah di India akibat kurva infeksi yang semakin curam ke atas menjadi risiko besar bagi impor dan harga CPO. India banyak mengimpor minyak sawit yang digunakan sebagai minyak goreng.
Hanya saja minyak sawit cenderung lebih banyak digunakan di sektor perhotelan dan bukan rumah tangga. Di saat lockdown, tentu saja ini menjadi hotel dan restoran banyak yang tutup sehingga menjadi ancaman tersendiri bagi impor minyak sawit.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat, jumlah pasien positif corona di Negeri Bollywood per 23 April 2021 mencapai 16.263.695 orang. Bertambah 332.730 orang dibandingkan sehari sebelumnya, rekor penambahan kasus harian tertinggi sejak virus corona mewabah di negara tersebut.
Dalam 14 hari terakhir (10-23 April 2021), rata-rata penambahan pasien baru adalah 228.797 orang per hari. Melonjak dibandingkan rerata 14 hari sebelumnya yaitu 86.706 orang setiap harinya.
Di sisi lain harga minyak sawit yang sudah tergolong tinggi memberikan konsekuensi lain terutama untuk biodiesel. Direktur Utama Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) Eddy Abdurrachman mengungkapkan kenaikan harga minyak sawit mentah menjadi tantangan dalam penyediaan bio diesel.
“Yang menjadi persoalan, terkait harga cpo yang naik, mengakibatkan harga biodiesel dari waktu ke waktu cukup tinggi dibandingkan dengan Solar. Tugas BPDPKS adalah menutup gap dari harga indeks pasar biodiesel dan harga indeks pasar solar, sehingga solar yang dicampuur 30% biodiesel tadi harganya affordable,” ujarnya
TIM RISET CNBC INDONESIA