Harga CPO Galau, tapi Diramal Tetap Tinggi Sampai Juni

Jakarta, CNBC Indonesia – Harga minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) Negeri Jiran bergerak liar pada perdagangan hari ini, Rabu (14/4/2021). Harga sempat mengalami kenaikan cukup tajam pada perdagangan intraday. Namun setelah itu harga dibanting.

Pada sesi istirahat siang harga kontrak CPO pengiriman Juni di Bursa Malaysia Derivatif Exchange mengalami pelemahan sebesar 0,7% ke RM 3.700/ton. Sebelumnya harga minyak nabati unggulan Malaysia ini sempat naik 1% ke RM 3.776/ton.

Sejak awal Maret tercatat harga minyak sawit mentah hanya sekali turun ke bawah level RM 3.600/ton. Seperti kata para analis harga minyak sawit cenderung tetap tinggi hingga kuartal pertama tahun ini.

Tren tingginya harga minyak sawit ini didorong oleh beberapa hal seperti harga minyak mentah di pasar yang juga bullish hingga penurunan produksi akibat banjir yang disertai dengan kenaikan permintaan ekspor yang membuat stok menjadi lebih rendah.

Ke depan ada potensi kenaikan stok minyak sawit Malaysia. Persediaan minyak sawit Negeri Jiran diperkirakan naik 1,3% menjadi 1,32 juta ton menurut polling yang dilakukan Reuters.

“Namun, ini menunjukkan tingkat stok minyak sawit yang sangat ketat karena tingkat stok minyak sawit Malaysia bulan Maret rata-rata 1,97 juta ton selama 10 tahun terakhir,” kata Ivy Ng, kepala daerah penelitian perkebunan di CGS-CIMB Research, dalam sebuah catatan sebagaimana diwartakan Reuters.

Produksi yang telah menyusut sejak September karena kondisi musim hujan ekstrem dan krisis tenaga kerja akibat pandemi, diperkirakan telah melonjak 25% ke level tertinggi empat bulan sebesar 1,38 juta ton. Ekspor kemungkinan melonjak 25% menjadi 1,12 juta ton, tertinggi sepanjang tahun ini.

Kendati ada kenaikan stok harga minyak sawit diperkirakan tetap tinggi hingga bulan Juni. Walaupun ada prospek kenaikan stok tetapi dengan kurangnya tenaga kerja di sektor perkebunan sawit Malaysia dan tingginya permintaan berpeluang membuat harga tetap tinggi.

Mengutip Reuters, MIDF Research mengatakan harga CPO kemungkinan akan bertahan di level RM 3.000 pada semester pertama tahun ini karena antisipasi ketatnya pasokan serta harga yang menarik dibandingkan dengan minyak nabati lainnya seperti minyak kedelai.

Namun, perusahaan riset memperkirakan harga CPO akan turun di semester II karena tingkat produksi yang lebih baik.

 

TIM RISET CNBC INDONESIA