Jelang Ramadan, Harga CPO Melesat 5,7% Sepekan

Jelang Ramadan, Harga CPO Melesat 5,7% Sepekan

Jakarta, CNBC Indonesia – Harga minyak sawit mentah (CPO) ditutup anjlok di hari terakhir perdagangan pekan ini pada Jumat (6/3/2020). Namun dalam sepekan harga CPO masih mencatatkan penguatan.

Harga CPO kontrak pengiriman anjlok 41 ringgit per ton atau turun 2,89% pada perdagangan hari ini Jumat (6/3/2020) ke level RM 2.451/ton. Namun jika dilihat dalam sepekan terakhir, harga CPO masih mencatatkan kenaikan sebesar 5,69% (wow).

Harga CPO menyentuh level terendahnya di RM 2.321/ton pada Senin (2/3/2020) dan mencapai level tertingginya dalam sepekan ini pada Kamis (5/3/2020) di RM 2.524/ton.

Sepekan terakhir harga CPO kontrak dibayangi sentimen campur aduk (mix). Penguatan harga CPO diakibatkan oleh tiga sentimen positif utama.

Pertama, upaya pemerintah Malaysia di bawah tampuk kepemimpinan Muhyiddin Yassin untuk memperbaiki hubungan bilateral Malaysia dengan India setelah diwarnai ketegangan.

Hal ini memicu adanya harapan bahwa ekspor minyak sawit Malaysia ke India akan kembali pulih setelah anjlok signifikan dari level tertingginya (-91%). Ekspor minyak sawit Malaysia ke India pada Februari kemarin tercatat hanya 29.269 ton.

Ekspor minyak sawit Malaysia ke India memang anjlok di tengah panasnya hubungan Malaysia dan India menyusul kritik eks perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad untuk India yang membuat India geram.

Tak tinggal diam, India yang merasa terusik karena urusan dalam negerinya dicampuri oleh Malaysia, India mengambil langkah retaliasi dengan menetapkan larangan impor minyak sawit olahan (refined) per 8 Januari lalu.

Sentimen positif kedua adalah, adanya potensi kenaikan permintaan jelang bulan suci Ramadan. Beberapa bulan jelang puasa, biasanya permintaan terhadap minyak sawit naik karena para trader biasanya memborong minyak sawit untuk meningkatkan stok minyak sawit.

Hal ini berakibat pada kemungkinan turunnya stok minyak sawit Malaysia. Polling yang dihimpun Reuters menunjukkan stok minyak sawit Malaysia per akhir Februari sebanyak 1,73 juta ton atau turun 1,4% dari bulan Januari lalu sebanyak 1,76 juta ton.

Penipisan persediaan minyak sawit Malaysia menjadi sentimen positif yang mengerek harga CPO kontrak naik signifikan pada pekan ini (+8,84%). Jika perkiraan stok minyak sawit tersebut tepat, maka persediaan per akhir Februari menjadi yang terendah sejak Juni 2017.

 

Harga CPO Anjlok di Hari Terakhir Perdagangan

Namun harga CPO anjlok pada hari terakhir perdagangan karena harga telah naik signifikan sehingga menjadi mahal. Mahalnya harga CPO ini telah membuat trader India beralih ke minyak nabati jenis lain seperti minyak kedelai dalam beberapa bulan terakhir.

Para trader di India mengatakan harga minyak sawit harus lebih murah jika memang ingin kembali diborong India.

Selisih antara harga minyak kedelai dengan minyak sawit untuk periode Januari-Februari berada di kisaran US$ 53,42/ton jauh lebih rendah dibanding periode tahun lalu yang selisihnya mencapai US$ 178,79/ton.

“Menyempitnya selisih antara harga minyak kedelai dengan minyak sawit telah memicu para pelaku industri untuk membeli minyak kedelai dan minyak bunga matahari lebih banyak dari biasanya” kata BV Mehta, Direktur Eksekutif Solvent Extractor Association, India.

“Spread yang berada di bawah US$ 100per ton antara minyak sawit dengan minyak kedelai membuat harga minyak kedelai menjadi lebih menarik untuk para pelaku industri” tambah Mehta.

Sentimen negatif lain yang juga memberatkan harga CPO adalah lonjakan kasus virus corona di luar China yang sedang terjadi beberapa waktu terakhir.
“Laporan terbaru tentang meningkatnya kasus (coronavirus) di luar China telah menyebabkan kekhawatiran pertumbuhan global yang lebih lambat dan pelemahan permintaan komoditas, yang mengarah pada pelemahan harga,” kata Ivy Ng, kepala penelitian perkebunan regional di CGS-CIMB, dalam sebuah catatan kepada klien, melansir Reuters.

Selain mahalnya harga CPO, faktor penyebaran virus corona di lebih dari 100 negara dan menginfeksi lebih dari 100.000 orang membuat harga komoditas terutama minyak nabati mengalami pelemahan.

Harga minyak sawit juga dipengaruhi oleh pergerakan harga minyak nabati lain. Maklum berbagai minyak nabati ini bersaing untuk mendapatkan pangsa pasar global.

Harga minyak kedelai kontrak di bursa komoditas Dalian anjlok 1,7%, sementara harga minyak sawit kontrak di bursa Dalian pada saat yang sama juga turun 1,4%. Harga minyak kedelai di bursa Chicago juga ambles 1,3%.

TIM RISET CNBC INDONESIA (twg/twg)