Kandungan Cholesterol Di Minyak Sawit Tidak Terdeteksi

InfoSAWIT, JAKARTA – Banyak di antara masyarakat kita yang mempercayai bahwa minyak sawit mengandung cholesterol. Ketika mereka memepercayai itu otomatis mereka akan menghindari mengkonsumsi minyak sawit. Anggapan tersebut terpatahkan oleh hasil analisis minyak sawit merah alami Salmira. Minyak sawit merah alami (Virgin Red Palm Oil, disingkat VRO) adalah minyak sawit yang diproses dengan suhu rendah tanpa dirafinasi dan tidak difraksinasi. Komposisi asam lemaknya utuh dan kandungan nutrisinya juga utuh.

Dari hasil dua kali analisis di laboratorium terakreditasi – PT Saraswanti Indo Genetech di Bogor – pada tahun 2018 dan 2020, kandungan cholesterol di VRO Salmira dinyatakan tidak terdeteksi. Ini mengidikasikan bahwa Crude Palm Oil (CPO) sebagai bahan baku industri pangan dan non-pangan tidak mengandung cholesterol. Citra buruk kandungan cholesterol di minyak sawit dan minyak kelapa sengaja diciptakan di Barat karena semata-mata persaingan dagang minyak nabati. Minyak nabati selain sawit yang dimaksud adalah termasuk minyak dari kedelai, jagung, bunga matahari, dan rapeseed.

Dari hasil analisis  tahun 2020, VRO mengandung lemak jenuh tinggi yaitu mencapai 48,72 % yang di dalamnya termasuk asam palmitat, si jago pelindung paru-paru. Jangan disalahartikan lemak jenuh dengan cholesterol. Keunggulan VRO adalah memiliki kandungan lemak jenuh dan lemak tidak jenuh seimbang. Kandungan lemak tidak jenuh di VRO adalah 51,09%, terdiri dari lemak tidak jenuh ganda 9,88% dan lemak tidak jenuh tunggal 41,21%. Di lemak tidak jenuh inilah terkandung Omega-9, Omega-6 dan Omega-3.

Lupakan kontraversi jenuh dan tidak jenuh karena faktanya tubuh kita tidak bisa terlepas dari kebutuhan asupan lemak jenuh. Sejak lahir Tuhan Yang Maha Esa sudah menciptaka  air susu ibu (ASI) dengan kandungan lemak jenuh tinggi. Cokelat yang kandungan lemak jenuhnya jauh lebih tinggi disukai bangsa Eropa dan Amerika. Virgin Coconut Oil (VCO) yang notabene kandungan lemak jenuhnya mendekati 100% digandrungi orang karena nilai manfaatnya tinggi dari asam laurat yang dikandungnya.

Kandungan betakaroten VRO Salmira mendekati 1700 ppm sekitar 3 kali lipat yang terkandung di CPO dari pabrik kelapa sawit.  Kandungan alfa tocopherolnya 195 ppm. Sayangnya di Indonesia belum ada jasa analisis kandungan beta- gamma-, dan delta- tokopherol dan semua isoform tocotrienol. Kalau kandungan gamma tocopherol sama dengan alfa tocopherol maka total tocopherol yg terkandung sekitar 390 ppm. Dari literatur yg ada perbandingan kandungan tocopherol dan tocotrienol adalah 30%:70%. Jadi  berdasarkan kandungan Vitamin E di VRO Salmira adalah sekitar 1.300 ppm.

Kandugan protein dan kabohidrat di VRO Salmira adalah 0% membuat bahan ini cocok untuk keperluan diet keto. Kadar air VRO Salmira hanya 0.19%. Standar kadar air CPO yang dihasilkan oleh pabrik kelapa sawit menurut SNI-1992 maksimum 0,45%.

Produk VRO Salmira pada prinsipnya sama dengan yang dikonsumsi masyarakat Afrika Barat sejak Tahun 3.000 Sebebum Masehi (BC), sebagai kekayaan budaya lokal. Produk asli Indonesia ini berbeda dengan produk Minyak Sawit Merah dari Malaysia yang jernih tapi merah. (Darmono Taniwiryono/Direktur Utama PT Nutri Palma Nabati)