Keinklusifan Kebun Sawit Juga Dinikmati Masyarakat Umum

WE Online, Jakarta – Melalui platform Sustainable Development Goals (SDGs) yang diresmikan dunia sejak 2015 lalu, pembangunan berkelanjutan meliputi tiga dimensi yang memiliki proporsi yang seimbang untuk mencapai tujuan tersebut. Di antaranya keberlanjutan secara ekonomi (economic sustainability), sosial (social sustainability), dan lingkungan (environment sustainability).

Sesuai dengan publikasi World Bank (2012) diungkapkan bahwa keberlanjutan tidak cukup hanya bertumbuh hijau (green growth), tetapi juga harus bersifat inklusif.

Terkait konsep keinklusifan dalam SDGs tersebut, dalam laporan PASPI Monitor dituliskan, “Indonesia sebagai salah satu negara anggota PBB yang turut juga meratifikasi SDGs beserta konsep keinklusifannya telah mengamanatkan seluruh sektor mengusung konsep keinklusifan terhadap aktivitas industri/sektornya, termasuk industri sawit baik pada sektor hulu (perkebunan dan PKS) hingga sektor hilir (end-user industry).”

Mengacu pada riset PASPI Monitor, keinklusifan perkebunan kelapa sawit nasional dapat dilihat secara ekonomi, sosial, dan ekologi.

Secara ekonomi, keinklusifan perkebunan kelapa sawit dapat dilihat dari kontribusinya terhadap devisa negara. Tidak hanya itu, peran dan kontribusi perkebunan kelapa sawit juga dapat dilihat dalam pembangunan kawasan pedesaan, menciptakan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru di kawasan pedesaan dan dampak multiplier ekonomi perkebunan sawit.

Sementara itu, keinklusifan perkebunan kelapa sawit secara sosial tercermin dari penyerapan tenaga kerja pedesaan dan mengurangi kemiskinan.

Sedangkan, keinklusifan ekologi kebun sawit antara lain ditunjukan melalui peranannya sebagai ‘paru-paru’ ekosistem yang menyerap dan mengurangi karbondioksida, menghasilkan oksigen ke atmosfer bumi, serta melestarikan sumber daya air dan kesuburan lahan.

“Dengan keinklusifitan ekonomi, sosial, dan ekologis perkebunan sawit, maka manfaat ekonomi, sosial, dan ekologi, kebun sawit tidak hanya dinikmati oleh mereka yang terlibat langsung dalam kegiatan kebun sawit, tetapi juga dinikmati oleh masyarakat umum yang tidak terlibat secara langsung dengan kebun sawit. Lebih lanjut lagi, hal ini juga menunjukkan bahwa kontribusi perkebunan sawit sebagai bagian solusi dari pencapaian SDGs,” seperti dilansir dari laporan PASPI Monitor.

Penulis: Ellisa Agri Elfadina

Editor: Rosmayanti