Naik 1,51%, Harga CPO Masih Dibayangi Tekanan

Jakarta, CNBC Indonesia – harga minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) kontrak futures bergerak naik pada hari ini seiring dengan penguatan harga minyak nabati lainnya dan pelemahan ringgit.

Harga CPO kontrak pengiriman Juni 2020 di Bursa Malaysia Derivatif (BMD) naik 35 ringgit atau 1,51% ke level RM 2.414/ton. Harga CPO menguat 1,64% pekan lalu. Harga menguat di tengah kekhawatiran tentang gangguan pasokan karena Malaysia memberlakukan lockdown satu bulan yang mengganggu aktivitas produksi.

Selain itu sentimen positif untuk harga CPO juga datang dari penguatan harga minyak nabati lainnya. Harga minyak kedelai kontrak di bursa komoditas Dalian China menguat 0,81% begitu juga dengan harga minyak sawit yang naik hingga 2,7%.

Kenaikan harga CPO juga dipicu oleh sentimen dari pelemahan mata uang ringgit terhadap dolar AS. Hari ini ringgit melemah 0,46% terhadap dolar AS. Ringgit merupakan mata uang yang digunakan untuk transaksi komoditas CPO.

Pelemahan ringgit terhadap dolar AS membuat harga CPO menjadi lebih murah bagi pemegang dolar. Hal ini jadi memantik aksi beli kontrak futures CPO yang membuat harganya merangkak naik.

Namun di saat yang sama harga CPO juga masih dibayangi dengan tekanan. Lockdown yang diberlakukan India selama tiga minggu menjadi ancaman terbesar bagi permintaan minyak sawit.

India merupakan negara pembeli minyak nabati terbesar di dunia. Rumah bagi 1,3 miliar orang ini saat ini sedang menjalani karantina untuk menghambat transmisi virus corona yang makin meluas. Akibatnya aktivitas ekonomi menjadi terganggu dan permintaan minyak sawit berpotensi anjlok signifikan.

TIM RISET CNBC INDONESIA (twg/twg)