KONTAN.CO.ID – ROKAN HULU, RIAU. Chief Executive Officer (CEO) PTPN V Jatmiko K Santosa menjelaskan dalam proses peremajaan sawit, mulai penebangan sawit tua, pembersihan lahan, penanaman bibit, pemeliharaan, hingga panen, PTPN V langsung melibatkan para petani.
Langkah itu ia sebut dalam bagian sistem single management atau sistem manajemen tunggal yang diterapkan PTPN V untuk mengakselerasi program PTPN V Untuk Sawit Rakyat.
“Dalam PTPN V Untuk Sawit Rakyat ada program padat karya. Langsung petani sebagai pekerja di kebunnya sendiri. Sehingga, tidak hanya mendapatkan penghasilan dimasa-masa sebelum panen, namun ada transparansi dan transfer pengetahuan juga disana”, kata Jatmiko dari keterangan resmi yang diterima Kontan, Sabtu (21/11).
Sebagai informasi PTPN V menggandeng para petani KUD Makarti Jaya, Desa Kumain, Rokan Hulu, Riau sebagai pekerja kontrak waktu tertentu (PKWT). Sehingga para petani yang bekerja di bawah asensi PTPNV digaji oleh PTPN V.
Jatmiko mengklaim, pendapatan petani terdongkrak dengan produktifitas Tandan Buah Segar (TBS) sawit yang tinggi. Pada 2020 ini, rata-rata produktivitas para petani sawit yang bermitra dengan PTPN V ditargetkan mencapai 24 ton TBS per hektare pertahun.
Angka itu, diklaim jauh di atas rerata nasional yang hanya berkisar 19 ton TBS per hektare pertahun. Jatmiko memproyeksikan akan meningkat lagi menjadi 26 ton per hektare pada tahun mendatang.
“Kita berikan jaminan produktivitas. Jika produktifitas sawit mitra berada dibawah standar nasional, kita ganti!_ 2019 kemarin, produktivitas petani kita mencapai 22 ton TBS per hektare pertahun. Selanjutnya 2020 ini kita harapkan 24 ton dan 2021 mencapai 26 ton per hektar,” beber Jatmiko.
Ia melanjutkan, PTPN V berfungsi sebagai agen pembangunan sangat berharap agar program kami bisa meningkatkan kesejahteraan para petani.
Pihaknya sangat menginginkan agar para petani berswadaya dan mandiri secara ekonomi.
Hingga tahun 2025 nanti, PTPN V menargetkan dapat melakukan peremajaan sawit rakyat di lahan seluas 28.000 Ha yang terletak di lima kabupaten di Riau.
Kepala Desa Kumain, Darwadi menjelaskan perkembangan Desa Kumain dan PTPN V ibarat dua sisi mata uang yang tak bisa dipisahkan. Kumain berkembang pesat menjadi desa yang mandiri secara ekonomi karena keberadaan PTPN V. Sementara, perusahaan juga mendapat hal positif dengan menerima pasokan tandan buah segar (TBS) sawit dari masyarakat untuk memenuhi operasional pabrik kelapa sawit (PKS).
“Petani kami telah bermitra dengan PTPN V selama 30 tahun lebih. Selama ini alhamdulillah semuanya berjalan dengan baik hingga akhirnya petani kami sepakat melanjutkan kemitraan,” kata Darwadi.
Sejatinya, konsep yang sama tidak hanya diterapkan PTPN V di Desa Kumain, namun di seluruh lahan petani plasma yang tengah diremajakan oleh Perusahaan. Pada 2020 ini, PTPN V memasang target 5.400 hektare sawit rakyat.
Hingga kini, tak kurang 33 KUD telah bergabung bersama PTPN V dengan total lahan perkebunan sawit yang diremajakan mencapai 11.531 hektare.