Rapolo Hutabarat: Kapasitas Oleokimia Berbasis Sawit Indonesia Terbesar di Dunia

WE Online, Jakarta – Asosiasi Produsen Oleochemical Indonesia (Apolin) menyebutkan, kapasitas produksi industri oleokimia di Indonesia saat ini mencapai 23,3 juta ton per tahun. Angka ini merupakan kapasitas produksi terbesar di dunia yang berbahan baku kelapa sawit.

Ketua Umum Apolin, Rapolo Hutabarat secara rinci menjabarkan, industri oleokimia di Indonesia memiliki kapasitas produksi 11,3 juta ton per tahun. Selanjutnya, produksi fatty acid methyl ester (FAME) atau biodiesel memiliki kapasitas 12 juta ton per tahun.

Secara umum, produk-produk oleokimia di Indonesia terdiri dari lima kelompok utama yakni fatty acid, fatty alcohol, methyl ester, glycerin, dan soap noodle. Dikatakan Rapolo, selama tahun 2020, berbagai turunan dari kelompok utama tersebut telah diekspor ke berbagai belahan dunia sebesar 3,85 juta ton dengan nilai ekspor US$2,64 miliar.

Lebih lanjut, Rapolo mengatakan, dengan permintaan global yang senantiasa tumbuh positif, Apolin mengajak seluruh elemen bangsa terutama dari Perguruan Tinggi dan lembaga riset lainnya untuk secara bersama-sama mencari dan menggali berbagai teknologi unggul dan beragam produk oleochemical terutama untuk menghasilkan turunan yang lebih hilir lagi dari produk fatty acid, fatty alcohol, dan methyl ester tersebut yang sangat dibutuhkan industri di masa kini dan masa datang guna memenuhi kebutuhan masyarakat global.

Terkait hal itu, Apolin dan Politeknik Akademi Teknik Industri (ATI) Padang menjalin kerjasama dalam pengembangan sumber daya manusia (SDM) industri sawit di tanah air. Kerjasama tersebut diwujudkan dalam penandatanganan Nota Kesepahaman atau Memorandum of Understanding secara virtual, Senin (22/2/2021).

“Kerjasama antara dunia pendidikan, industri dan pemerintah menjadi suatu keharusan dalam mencari terobosan untuk menghasilkan SDM yang andal, menciptakan teknologi yang maju dan menghasilkan berbagai produk yang bernilai tambah tinggi serta kompetitif baik pasar domestik dan pasar global,” ujarnya.

MoU ini berkaitan kegiatan pengembangan kurikulum link and match dengan kebutuhan industri, pelaksanaan kuliah kerja praktek dual system bagi mahasiswa Politeknik ATI Padang, pelaksanaan magang dosen Politeknik ATI Padang, dan penyelenggaraan kerjasama seminar/kuliah umum/dan atau penelitian serta pengabdian masyarakat.

“Penandatanganan MoU dengan Politeknik ATI Padang merupakan langkah sangat strategis bagi stakeholder industri sawit nasional sehingga link and match antara perguruan tinggi dengan dunia industri dapat terwujud secara bertahap,” pungkasnya.

Penulis: Ellisa Agri Elfadina

Editor: Alfi Dinilhaq

https://www.wartaekonomi.co.id/read329074/rapolo-hutabarat-kapasitas-oleokimia-berbasis-sawit-indonesia-terbesar-di-dunia