JAKARTA, investor.id – Industri Biodiesel mendukung program energi hijau yang dicanangkan pemerintah melalui pencampuran Biodiesel dengan bahan bakar fosil.
Komitmen ketahanan energi ini merupakan dukungan bagi pemerintah yang sedang berupaya untuk memulihkan ekonomi, untuk mendukung program B30, produsen biodiesel telah merencanakan penambahan kapasitas produksi namun karena pandemi Covid-19 menyebabkan rencana penambahan produksi ditunda.
Ketua Umum Asosiasi Produsen Biofuels Indonesia (Aprobi) MP Tumanggor mengatakan penambahan kapasitas produksi mundur pelaksanaannya hingga tahun 2021 dan 2022 setelah adanya penyesuaian kondisi pandemi Covid-19.
Pada 2020, direncanakan akan ada penambahan kapasitas produksi sebesar 3,6 juta Kiloliter dan menjadi mundur ke tahun 2021 sebesar 3,4 juta Kiloliter.
Kelanjutan Program B30 pada tahun 2020 dapat berjalan optimal dengan dukungan ketersediaan pasokan bahan baku dan kelancaran kegiatan transportasi logistik memang ada kendala tetapi dapat diatasi dengan baik.
Berdasarkan data Aprobi, produksi dari Januari-Oktober 2020 sebesar 7,197 juta Kiloliter, dari jumlah ini penyaluran domestik sebesar 7,076 juta kiloliter dan ekspor sebesar 16.331 kiloliter.
Ketua Harian Aprobi Paulus Tjakrawan mengatakan bahwa implementasi B30 merupakan upaya memenuhi komitmen pemerintah untuk mengurangi emisi Gas Rumah Kaca sebesar 26% pada 2020 dan sebesar 29% pada 2030.
Kontribusi B30 berdampak positif bagi pengurangan emisi gas rumah kaca dan tahun ini diproyeksikan 26 juta ton CO2 ekuivalen atau 68% dari target pengurangan emisi di sektor energi dan transportasi tahun 2020. Sedangkan untuk target pengurangan emisi 2030 pada sektor energi program Biodiesel saat ini telah berkontribusi 8,82%.
Dari aspek ekonomi, tenaga kerja sektor hulu yang terserap sebanyak 1,2 juta, penyerapan biodiesel di dalam negeri menjaga keseimbangan suplai dan permintaan kelapa sawit selain itu harga TBS petani juga stabil mengikuti pergerakan harga CPO.
“Tanpa didukung program B30, harga TBS petani bisa tertekan di tengah pelemahan ekonomi global,” ujar dia kepada Investor Daily, di Jakarta, Selasa (1/12).
Selain itu, program hilirisasi sawit juga bergerak untuk meningkatkan nilai tambah, implementasi biodiesel mampu menggerakkan hilirisasi sawit sebagaimana arahan Presiden Joko Widodo, Indonesia tidak lagi dikenal sebagai pemain di sektor hulu melainkan sudah membangun kekuatan hilir.
Pencampuran biodiesel dengan solar mendukung ketahanan dan kemandirian energi nasional, impor solar dapat terus berkurang dibandingkan tahun sebelum B30 berjalan, dampak positifnya adalah defisit neraca dagang dapat berkurang, implementasi B30 membuat Indonesia bisa menghemat devisa dari impor migas hingga US$ 5 miliar sekitar Rp 70 triliun.
Saat ini, Kementerian ESDM berencana untuk dapat meningkatkan lagi pencampuran kadar biodiesel menjadi B40, kegiatan penelitian uji coba seperti uji kinerja dan uji jalan akan dilaksanakan pada 2021, biasanya dari pengalaman lalu pada uji coba sebelumnya membutuhkan waktu sampai 7-9 bulan.
Selain uji kinerja, pemerintah juga telah melakukan penyesuaian sementara HIP yaitu CPO plus 85 dollar/Ton dengan harapan bahwa dengan program B40 mendatang dapat meningkatkan harga TBS sawit sehingga hasil yang maksimal dapat dirasakan juga oleh petani sawit.
Program mandatori biodiesel di Indonesia pertama kali diimplementasikan pada 2006, dengan kadar campuran biodiesel sebesar 2,5% lalu secara bertahap peningkatan kadar biodiesel mencapai 7,5% pada tahun 2010.
Pada periode 2011-2015 campuran biodiesel ditingkatkan lagi dari 10% menjadi 15% yang selanjutnya pada 1 Januari 2016, kadar biodiesel ditingkatkan lagi menjadi B20, program mandatori B20 berjalan baik yang disertai pemberian insentif BPDPKS untuk sektor PSO.
Pada 1 September 2018, pemberian insentif diperluas ke sektor non PSO, penerapan peningkatan pencampuran biodiesel sebesar 30% juga diharapkan dapat mengurangi laju impor BBM sehingga meningkatkan devisa negera. program B30 sudah diresmikan pada 2019 tetapi efektif baru berjalan 2020.
Agar program biodiesel pada 2021 semakin lancar dan tidak ada hambatan maka produsen mengharapkan dukungan dari semua pihak termasuk percepatan keluarnya peraturan.
Editor : Gora Kunjana (gora_kunjana@investor.co.id)
Sumber : Investor Daily