Jakarta, CNBC Indonesia – Usai sepekan lalu anjlok signifikan, harga minyak sawit mentah (CPO) awal pekan ini Senin (28/9/2020) mencoba bangkit. Kabar baik dari China menjadi pendongkrak harga minyak nabati ini.
Pada 11.00 WIB, harga CPO untuk kontrak pengiriman Desember di Bursa Malaysia Derivatif Exchange naik 0,7% ke RM 2.842/ton. Harga CPO telah melorot 8,4% sepanjang pekan lalu.
Anjloknya harga CPO dari level tertinggi di RM 3.080/ton dipicu oleh berbagai sebab. Pertama, reli terus-terusan membuat banyak pihak yang tergoda ambil untung (profit taking).
Sentimen negatif kedua adalah melorotnya harga minyak nabati global dan volatilitas di pasar keuangan yang tinggi. Menambah sentimen negatif adalah intrik politik di Negeri Jiran.
Meski memasuki periode puncak produksi bulan September-November di Indonesia dan Malaysia, kenaikan output minyak sawit diperkirakan tak akan terlalu signifikan lantaran fenomena rendahnya output di Indonesia serta kurangnya tenaga kerja di Malaysia.
Jelang festival Diwali di India dan libur panjang di China, kedua importir terbesar minyak sawit dunia ini diproyeksikan bakal meningkatkan pembeliannya. Reuters melaporkan ekspor minyak sawit pada 25 hari September diperkirakan naik 6,9% hingga 14,1% dibanding bulan sebelumnya.
Menambah sentimen positif juga kenaikan harga minyak nabati lainnya. Untuk kontrak minyak kedelai dan sawit yang teraktif diperdagangkan di Bursa Komoditas Dalian masing-masing naik 1,6% dan 2,1%.
Harga CPO sebenarnya sempat menguat 1,5% di RM 2.864/ton. Namun tertekan setelah rilis data ekspor Malaysia bulan Agustus yang kurang ciamik. Poling Reuters menunjukkan ekspor Malaysia diperkirakan naik 4,8% (yoy). Namun kenyataannya ekspor justru terkontraksi 2,9% (yoy) bulan lalu.
TIM RISET CNBC INDONESIA
https://www.cnbcindonesia.com/market/20200928110855-17-189880/harga-cpo-siap-bangkit-lagi-india-china-mau-libur-panjang