InfoSAWIT, JAKARTA – Komoditas kelapa sawit Indonesia kerap menjadi perhatian dunia, lantaran pengembangannya dianggap berdampak negatif bagi lingkungan dan sosial. Sebab itu penyebaran informasi tentang perkebunan kelapa sawit yang melenceng perlu segera diluruskan dengan infomasi yang benar.
Dalam sebuah diskusi online yang dihadiri InfoSAWIT, Duta Besar Indonesia untuk Jerman, Arief Havas Oegroseno mengungkapkan, sampai saat ini kegiatan kampanye positif memang telah dilakukan tetapi tersebar dan tidak fokus, sehingga informasinya menjadi tidak kuat dan bias. Sebab itu kata dia, kedepan kegiatan kampanye positif sawit harus dilakukan secara terstruktur dan fokus.
Lebih lanjut kata Havas, merujuk pengalaman yang telah dialaminya untuk kegiatan kampanye positif industri minyak sawit Indonesia, perlu berfokus pada lima isu utama yakni, pertama isu keberlanjutan (sustainability). Dalam menggarap isu ini, tutur Havas, perlu menginformasikan terkait cara budidaya kelapa sawit secara berkelanjutan yang telah dilakukan selama ini. “Serta melakukan kemitraan kegiatan kampanye positif sawit ini dengan sekolah-sekolah tingkat atas (SMA) atau dengan pengelola kebun binatang,” katanya.
Cara demikian dianggap efektif lantaran selama ini pelajar di Indonesia kurang mendapatkan informasi yang kurang akurat mengenai pengembangan perkebunan kelapa sawit. Sementara kemitraan dengan pengelola Kebun Binatang, lantaran lokasi kebun binatang merupakan objek wisata edukasi yang biasa dikunjungi banyak orang.
Lantas kedua isu kesehatan, untuk menggarap isu kesehatan ini pelaku perkebunan bisa melakukan kemitraan dengan ikatan dokter atau asosiasi dokter lainnya, sehingga informasi yang sebelumnya masih simpang siur bisa diluruskan langsung oleh para praktisi kedokteran. “Bentuknya bisa kampanye networking, publikasi ilmiah atau dalam bentuk Road Show,” katanya. (T2)