Pasokan Tinggi Saat Permintaan Rendah, Harga CPO Turun

Pasokan Tinggi Saat Permintaan Rendah, Harga CPO Turun

Jakarta, CNBC Indonesia – Harga minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) bergerak turun pada perdagangan pekan ini. Tingginya pasokan di tengah permintaan yang lesu membuat harga terkoreksi.

Sepanjang pekan ini, harga CPO di bursa Malaysia turun 3,26%. Harga sempat jatuh tiga hari beruntun sebelum melonjak nyaris 4% pada perdagangan akhir pekan.

Konsensus pasar yang dihimpun Reuters memperkirakan stok CPO Malaysia pada April 2020 mencapai 1,91 juta ton. Jika ini tercapai, maka akan menjadi yang tertinggi sejak Desember 2018.

Kenaikan stok dipicu oleh peningkatan produksi yang pada April 2020 diperkirakan 1,61 juta ton, yang jika terwujud maka menjadi yang tertinggi dalam enam bulan terakhir. Sementara ekspor diramal sebesar 1,22 juta ton, anjlok 25% dibandingkan April 2019.

Well, jadi wajar saja harga turun. Produksi naik, stok bertambah, sementara jualan justru susah karena rendahnya permintaan akibat pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19).

Namun pada Mei ada harapan harga bisa naik seiring pelonggaran pembatasan sosial (social distancing) di sejumlah negara konsumen CPO terbesar. India, misalnya, sudah memperbolehkan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) beroperasi kembali setelah sebulan lebih menjalani karantina wilayah (lockdown).

Permintaan di Malaysia dan Indonesia juga diperkirakan bisa meningkat, walau relatif terbatas. Ini karena dua negara serumpun itu sedang memasuki periode Ramadan-Idul Fitri yang secara historis merupakan puncak konsumsi rumah tangga. Namun pandemi virus corona yang membuat masyarakat #dirumahaja tidak akan mampu mendongrak permintaan seperti tahun-tahun sebelumnya.

“Permintaan domestik akan meningkat seiring pelonggaran situasional dan perayaan Idul Fitri. Namun sampai permintaan betul-betul kuat, kami memperkirakan harga masih akan berada di kisaran RM 1.900-2.200/metrik ton,” kata Marcello Cultera, Institutional Sales Manager di Phillip Futures yang berbasis di Kuala Lumpur, sebagaimana dikutip dari Reuters.

 

TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)