“Para petani dapat menerapkan ilmu yang diperoleh dan mengubah pola pengelolaan tanaman sawit, menjadi lebih baik sesuai dengan pelestarian alam,” tukasnya.
SERAMBINEWS.COM, SINGKIL – Sebanyak 83 penyuluh pertanian di Kabupaten Aceh Singkil, mendapat pelatihan teknik berkebun kelapa sawit berkelanjutan.
Ilmu yang diperoleh penyuluh tersebut, akan ditularkan kepada petani kelapa sawit.
Sehingga, kebun sawit rakyat tidak melanggar peraturan lingkungan, statusnya legal dan pada pasar global, produk kelapa sawit tidak mendapat kampanye negatif.
Pelatihan bertajuk Training of Trainer Good Agricultural Practices Perkebunan Kelapa Sawit untuk Penyuluh tersebut dibuka Kepala Dinas Perkebunan Aceh Singkil, Zulkifli, di Aula Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Peternakan setempat, Kamis (18/2/2021).
Kegiatan itu, bekerjasama Dinas Perkebunan Aceh Singkil dengan PT Musim Mas dan NGO Earthqualizer.
“Kami berharap, kerjasama dengan PT Musim Mas dan NGO Earthqualizer bisa berjalan dengan baik dan berkelanjutan, dalam membantu petani kelapa sawit di Aceh Singkil,” kata Zulkifli.
Menurutnya, dengan pelatihan tersebut SDM petani Aceh Singkil menjadi lebih baik, melalui transfer ilmu dari para penyuluh.
“Para petani dapat menerapkan ilmu yang diperoleh dan mengubah pola pengelolaan tanaman sawit, menjadi lebih baik sesuai dengan pelestarian alam,” tukasnya.
Sementara itu Sultainable Landscape Program- Earthqualizer, Swisto Uwin mengatakan, pihaknya memberikan pemahaman agronomi kelapa sawit.
Mulai dari penyiapan lahan, pengelolaan, pemupukan, sampai pemanenan.
“Kami lebih menghubungkan praktik agronomi dengan lingkungan. Agar kedepannya, kebun sawit rakyat tidak melanggar peraturan lingkungan, statusnya legal serta pada pasar global, produk kelapa sawit tidak mendapat kampanye negatif,” tukasnya.
Dengan pelatihan itu diharapkan, penyuluh pertanian lapangan (PPL) dapat mengaplikasikan kepada petani.
Sehingga, petani memiliki komitmen perbaikan dan agenda recovery pemulihan lahan.
Earthqualizer dalam kemitraan dengan PT Musim Mas fokus pada petani kecil berdasarkan penilaian risiko, yang melibatkan platform multistakeholder.
“Kajian yang dilakukan sesuai kebijakan No Deforestation, Peat and Exploitation (NDPE). Secara prinsip menjawab keterlibatan semua pihak, termasuk perusahaan perkebunan kelapa sawit, pemerintah daerah, NGO dan para pihaknya lainnya untuk bisa berperan dalam penurunan laju deforestasi, menjaga fungsi gambut dan para pekerja dari perspektif HAM,” ungkapnya.
Dalam kesempatan yang sama, General Manager Divisi Petani PT Musim Mas, Rob Nicholas mengatakan, dalam membantu petani dan menjawab tantangan kepatuhan NDPE pihaknya telah mengembangkan Extension Service Programme (ESP).
Terdiri atas tim agronomis, lingkungan dan ahli sosial yang memberikan konsultasi keberlanjutan untuk petani swadaya dari pabrik pihak ketiga.
Dalam memberikan dukungan terhadap mengintegrasikan program petani kecil, dalam hubungan produksi dan proteksi.
“Intervensi saat ini, legalisasi lahan petani dan pengelolaan masyarakat terhadap sumber daya alam sebagai diversifikasi usaha petani dan masyarakat di pedesaan,” tukasnya.
Lalu, upaya peningkatan kapasitas stakeholder sebagai kunci wujudkan praktek perkebunan yang baik sesuai dengan prinsip kelapa sawit berkelanjutan.
Lalu, mengoptimalkan peran pemerintah dalam mengatur tata kelola perkebunan sawit petani kecil.
“Makanya sangat penting melibatkan pemerintah daerah melalui petugas penyuluh pertanian lapangan (PPL) yang merupakan petugas strategis dalam pendampingan dan pembinaan, sebagai bagian dari proses akselerasi penerapan praktik perkebunan lestari di Kabupaten Aceh Singkil,” katanya.
Kelapa sawit merupakan komoditi unggulan, tempat ribuan masyarakat Kabupaten Aceh Singkil, menggantungkan hidup. (*)
Penulis: Dede Rosadi
Editor: Nurul Hayati
https://aceh.tribunnews.com/2021/02/18/penyuluh-pertanian-di-aceh-singkil-dilatih-teknik-berkebun-kelapa-sawit-berkelanjutan