Kabar Baik untuk Petani, Periode I-Juni 2020: Harga TBS Mulai Berani!

WE Online, Jakarta – Memasuki era new normal, perekonomian Indonesia di berbagai sektor industri diperkirakan akan segera pulih kembali. Tak dapat dimungkiri, saat realisasi skenario ini dipilih, yang menunggu di depannya adalah middle to final results dari skenario tersebut yang menjadi salah satu langkah mitigasi pandemi Covid-19.

Industri perkebunan kelapa sawit pun turut serta menerapkan skenario new normal agar pergerakan harga yang menjadi salah satu indikator kesejahteraan petani tetap berada dalam kondisi stabil. Harapannya, posisi pelaku industri perkebunan kelapa sawit khususnya petani di pedesaan akan makin kuat dan sejahtera.

Tim Penetapan Harga TBS (tandan buah segar) di beberapa provinsi sentra sawit di Indonesia seperti Provinsi Jambi, Sumatera Selatan, dan Riau menetapkan harga TBS untuk kelapa sawit berumur 10–20 tahun pada periode I-Juni 2020 mengalami kenaikan. Harga TBS di Provinsi Riau tercatat menguat 5,8 persen atau Rp84,34/kg dibandingkan pekan lalu menjadi Rp1.455,61/kg. Sementara itu, harga minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) ditetapkan Rp7.126,63/kg dan harga kernel Rp4.132,4/kg.

Begitu pun harga TBS dengan kategori umur tersebut di Provinsi Sumatera Selatan yang saat ini berada pada level Rp1.300,4/kg. Harga ini mengalami kenaikan sebesar Rp14,43/kg dari harga sebelumnya, Rp1.285,97/kg. Sementara itu, harga CPO ditetapkan Rp6.553,18/kg dan harga kernel Rp3.558,55/kg.

Petani sawit di Provinsi Jambi juga merasakan kenaikan harga TBS di kebun sawit yang dikelolanya. Harga TBS pada kategori umur tanaman 10–20 tahun untuk periode I-Juni 2020 mengalami kenaikan sebesar 3 persen atau Rp41,04/kg menjadi Rp1.352,08/kg. Penetapan harga CPO yakni Rp6.412,12/kg dan harga kernel Rp3.389,81/kg.

Sentimen yang mendasari menguatnya harga TBS pada periode I-Juni 2020 di provinsi sentra sawit di Indonesia tersebut dipengaruhi oleh kenaikan harga minyak mentah dunia. Data Bloomberg mencatat, harga minyak mentah dengan acuan WTI (West Texas Intermediate) dan Brent masih stay cool di level US$38–40 per barel. Tidak hanya itu, ekspor minyak sawit ke sejumlah negara mulai meningkat akibat pelonggaran pembatasan sosial yang diterapkan oleh negara-negara importir tersebut.

Kepala Bidang (Kabid) Pengolahan dan Pemasaran, Dinas Perkebunan Provinsi Riau, Defris Hatmaja, mengatakan, “Permintaan juga diharapkan naik karena adanya restocking di India, China, dan Eropa. Selain itu, kebijakan Malaysia yang memangkas bea keluar menjadi nol menjadikan harga CPO menjadi lebih kompetitif bagi para pembeli.”

 

Penulis: Ellisa Agri Elfadina

Editor: Puri Mei Setyaningrum